Sabtu, 06 Oktober 2012

sempurna vs nyaman

Habis baca saran psikolog ahli graphology di Tabloid Nova, mendapati kondisi yang sama, ternyata saya termasuk ibu yg menginginkan segala sesuatu berjalan dengan cepat dan sempurna. Kondisi tersebut kadang membuat ibu kurang sabar menghadapi anak. Wajar sih, tapi ada tips-nya : buat suasana nyaman, relaks, bicarakan dengan baik, maka anak akan memperhatikan saran ibu.

Saya teringat kemarin mengajari Bisma naik sepeda, gemas lihat Bisma yg sepertinya sudah bisa dayung sepeda tapi bermalas2an tidak mendayung,, saya jadi ngga sabaran dan cenderung malah memaksa (walaupun dengan cara halus). Setelah kejadian itu saya menyesal, bisa saja saat itu Bisma sedang tidak ingin bersepeda, atau bisa jadi karena suasana mendung buat dia tidak konsen, atau dia lelah, kenapa saya jadi memaksakan kehendak? bagaimana nanti kalau Bisma malah merasa ngga nyaman dan ngga mau belajar sepeda lagi?

Paksaan kasar maupun halus sama saja. Kita perlu memberi pilihan kepada anak, toh kesenangan dan kemampuan tiap anak berbeda. Sungguh saya menyesal, sebetulnya tak perlu memaksa, ada saatnya anak akan punya keinginannya sendiri melakukan yg seharusnya dilakukan anak2. Kita hanya perlu mengenalkan dan memberi inspirasi...

@bravekidsvoice : Don't force child to learn, inspire a child to want to learn.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar