Sabtu, 26 Juni 2010

Pijat Mbah Gondok

Rekomendasi temen-temen yang punya bayi/anak juga, menurut mereka anak dan bayi juga mesti rutin dipijat, supaya peredaran darah lancar, nggak pegal-pegal, apalagi kalo abis jatuh. Mereka menyarankan "ke Mbah Gondok aja". Terpikir ke pijat bayi karena saya merasa bersalah khawatir Bisma pegal2, capek, karena tingkah polahnya semakin banyak sekarang.

Akhirnya saya nyoba datang ke sana dengan Bisma dan ayahnya. Masuk ke Jl.Nyanyan Sari, sebelah Bank Mandiri Tuban Denpasar. Sepertinya sudah terkenal jadi saya nekat nanya ke salah satu warung, dan benar  ternyata langsung tau dimana lokasi yang di maksud. Tertulis "Mbah Gondok dan Mbak Nur". Mbak Nur adalah putri mbah Gondok yang mewarisi keahliannya.

Ngga cuma bayi, ada ibu-ibu muda masuk, menurut sebelah saya yang lagi antri juga katanya ibu muda itu mungkin lagi nyapih minta didoain..  (saya mengangguk tp bingung)
Yang mau dipijat antri lumayan banyak. Setiap giliran pijat mungki sekitar 10-15menit. Waktu giliran saya masuk Bisma lagi ngantuk. Lepas bajunya kemudian ditidurkan di pangkuan Mbah Gondok, wuah kontan Bisma nangis, sedang mengantuk tiba-tiba didekatkan ke orang asing. Jadilah sepanjang pemijatan itu dia menangis terus.. cape dee

Sambil didoain, si Mbah mengolesi minyak pijat (mungkin minyak telon) ke punggung bayi, terus diusap pijat halus berulang-ulang. sesekali ke pundak dan kaki. Sambil ngajak ngobrol ortunya yang stres megangin kaki dan tangan Bisma. "Asalnya dari mana, rumahnya dimana, nama anaknya siapa, sudah bisa jalan belum ini".
Terkadang dia menyembur halus ke pijatannya.. hii.. sambil doa-doa. Pijat perut sebentar. Terakhir karena dia tau Bisma lagi belajar jalan, jadi dia menepuk2 batu lempeng ke telapak kaki Bisma.."biar cepet mlaku"
Hehe.. sementara itu Bisma makin nangis aja..

Sampe rumah Bisma masih sesenggukan.. tapi alhamdulillah demamnya turun yang memang udah 3 hari suhu tubuhnya ngga normal. Demamnya turun, entah itu karena tubuhnya sudah membaik sendiri, atau karena baluran minyak pijat, atau karena pijatannya... Yang penting normal dan ceria lagi..

Minggu, 06 Juni 2010

After The "Everybody's Fine"

Sebuah film, tak hanya untuk menghibur, tapi juga bisa diambil pesan moral yang tersirat..
Sekecil apapun itu. Atau malah bisa juga berkesan kecil untuk kita, tapi ternyata punya pesan yang berkesan 'berat' untuk orang lain.

Setelah menonton film "Everybody's Fine", dapat kesan mendalam buat saya. bahkan beberapa jam setelah menonton itupun saya masih merasakan sedih.. betapa saya juga sering melakukan hal-hal bodoh, yang membuat sedih kecewa orang tua, dan juga pesan untuk saya nanti sebagai orang tua. Dan betapa indahnya berkumpul bersama keluarga.

Robert DeNiro, sebagai Frank, pekerja lapisan kabel telfon yang sudah pensiun. Merupakan ayah dari Amy, Rossy, Robert, David, yang sudah dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Frank yang baru ditinggal  istrinya yang meninggal delapan bulan lalu, ingin mengumpulkan lagi anak-anaknya pada suatu waktu. Tapi tidak seorangpun yang datang. Frank memutuskan untuk menghampiri anaknya satu per satu. David, bekerja sebagai pelukis tapi tidak kunjung ada di apartemennya. Amy, staf agensi periklanan, terlihat sukses dengan karier dan rumah tangganya tapi ada keganjilan dengan suami dan putra Amy. Robert yang disangka oleh Frank adalah seorang kondektur terkenal ternyata hanya pemain perkusi pemukul drum. Rossi, penari Las Vegas, sukses dengan apartemen sewanya yang mewah, batal mengajak Frank untuk jalan keluar karena Jilly temannya menitipkan bayinya kepada Rossi.

Semua tampak baik-baik saja, sampai Frank menyadari keganjilan-keganjilan yang terjadi dan memikirkannya di pesawat perjalanan pulang. Terkena serangan jantung di atas pesawat, Frank mengalami mimpi yang memberitahunya bahwa semua anaknya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Masing-masing punya masalah dan menyembunyikannya kepada Frank karena ingin terlihat sempurna oleh Frank, yang memang sejak dulu ingin anak-anaknya bahagia sukses berhasil, mudah cemas sehingga sang istri selalu memberitahu berita baik saja kepadanya untuk melindungi perasaannya.

Bahwa Robert ternyata bukan seorang kondektur orkestra, Amy telah pisah rumah dengan suaminya karena ada wanita lain, David yang telah meninggal karena overdosis stress telah ibunya meninggal, dan Rossi yang ternyata bukan pemilik apartemen mewah tersebut dan bayi itu adalah anaknya sendiri. Frank akhirnya menerimanya dan merasa bersalah sejak dulu trnyata dirasa kurang berkomunikasi dengan baik terhadap anak-anaknya.
Pada akhir cerita, mereka berkumpul kembali dengan keadaan apa adanya.

Menurut saya, film ini sedih, mengingatkan saya betapa rapuhnya orang tua kita saat renta dan sendirian. Betapa berartinya keluarga kita, dan pentingnya komunikasi dalam keluarga.


to see more picture:
http://www.imdb.com/title/tt0780511/

Jumat, 04 Juni 2010

Car Free Day Renon

Car Free Day, hari bebas mobil, di area sekeliling lapangan Renon Denpasar setiap hari minggu jam 06.00 - 11.00. Mobil hanya boleh parkir di tempat yang telah ditentukan, kemudian pengunjung berjalan kaki menuju lapangan.


Asik, jalanan slebar itu bebas dikuasai oleh pejalan kaki (yang mau jogging, jalan-jalan, cuci mata, ataupun sekedar mejeng!), sepeda, kereta bayi, dan skateboard.


Termasuk pedagang kaki lima, yang jual makanan minuman,, hem.. sama banyaknya dengan pengunjung lapangan hehe, juga banyak penjual balon dan mainan anak-anak yang ngga ragu-ragu pasang harga mahal ! huft..
Tukang siomay, bakso, mie ayam, nasi, kacang ijo, kelapa muda, lumpiang, wuu.. panen pelanggan, pengunjung yang abis keliling lapangan, capek, duduk deh di pinggir lapangan atau pinggir jalan sambil menikmati aneka macam makanan.

Lapangan renon juga asik untuk rekreasi keluarga, apalagi untuk mengajak anak kita yang masih bayi untuk belajar jalan.. kalau jatuh empuk dan seru buat dia untuk mengamati rumput, pohon, serangga, burung, dst dsb.. ;)