Selasa, 18 September 2012

Belajar di Rumah (1)

Pembelajaran anak berawal dari orang tuanya, itu saya setuju sekali. Sebelum menginjak sekolah formal, sekolah pertama anak2 adalah rumah dan keluarganya. Belajar dan mengenal banyak hal dari orang2 rumah, mainan, benda2 di rumah. 

Lihat bagaimana anak berbicara, berceloteh, dan bernyanyi, dia meniru semua yg didengarnya dari ucapan2 orang2 di sekitarnya, terutama ibunya (makanya ada istilah 'bahasa ibu'). Walaupun saat itu dia belum lancar bicara, diam2 dia menghafal di otak kecilnya, jadi saat sudah lancar bicara, dia sanggup mengulang kata2, kalimat, juga nyanyian2 tersebut.
Saya ingat dulu saat memandikan dan memakaikan baju Bisma, saya selalu bernyanyi lagu anak2, dia diam atau kadang hanya bergumam saja. Saat sudah lancar bicara, ternyata dia ingat dan sanggup mengulang nyanyian2 tersebut.
Waktu Bisma umur 1 tahun, saya tempel kartu2 (flashcard) warna warni, sambil bermain kadang saya ceritakan ke dia, warna2 apa saja itu. Saya kaget jauh sebelum umur Bisma 2 thn (rasanya malah 1.5 thn) ternyata dia hafal menyebutkan warna walaupun belum lancar bicara cuma terdengar "ning" "lah" untuk kuning dan merah.

Seiring bertambah umur, semakin banyak yg bisa diterima dengan cepat, sperti saat melihat cabai kecil dan besar di dapur, dia mulai belajar membandingkan ukuran besar dan kecil. Begitu juga melihat kotak susu-nya yg ringan karena sudah habis dan berat karena masih banyak. Bunga layu dan segar, tinggi pendek badan, lampu menyala atau mati, terang gelap, dan banyak lagi pelajaran membandingkan juga lawan kata yang bisa didapat dari kegiatan dan benda2 di rumah.

Bermain di dapur, anak bisa mengenal alat2 dapur, berbagai macam buah, sayur, beras dan bumbu2, bagaimana bentuk, warna, rasanya, termasuk darimana asalnya buah sayur tersebut, dan bagaimana setelah dimasak nanti. Wah kompleks ya? dari hal-hal kecil bisa belajar macam2 !
Dari sebutir telur anak belajar bahwa telur ada yang mentah ada juga yg matang. Telur harus dimasak dulu sebelum dimakan. Ada telur yang dierami ayam dan menetas menjadi anak ayam. Dia gemas waktu dengar cerita itu, lucu ya

Kita bisa mengajak anak ke luar rumah, untuk lebih mengenal lingkungan luar. Di kebun bisa belajar bagian tanaman : bunga, biji, daun, batang, termasuk bentuk, warna, ukuran. Bagaimana cara menanam bibit tanaman dan menyiramnya. Di luar rumah bisa mengenal tetangga, belajar sosialisasi dan melihat kegiatan orang lain di luar rumah. Sering juga kan mengajak anak belanja ke warung? dia belajar kegiatan jual beli barang dan mengenal uang. Datang ke masjid belajar bahwa masjid adalah tempat ibadah, ada yg adzan, ada yg sholat juga mengaji.
Dan kalau sudah keluar rumah, pastinya tertarik untuk berlari bebas! Kalaupun terjatuh, dia akan mengerti terkadang berlari atau jalan bisa tersandung, terjatuh, rasanya sakit kemudian luka harus diobati supaya sembuh.

Masih banyak lagi contoh lain. Intinya adalah komunikasi lancar dengan anak itu penting, selain mempererat ikatan orang tua-anak, juga untuk memperbanyak bendahara bahasa, ilmu praktis, dan sebagainya untuk pengetahuan anak. Amati lebih seksama kegiatan2 kecil kita yang bermanfaat untuk pembelajaran  anak2. Orang tua adalah panutan utama anak, perindah bahasa dan tingkah laku, jaga sikap dan ucapan karena anak adalah peniru yang ulung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar