Minggu, 06 Juni 2010

After The "Everybody's Fine"

Sebuah film, tak hanya untuk menghibur, tapi juga bisa diambil pesan moral yang tersirat..
Sekecil apapun itu. Atau malah bisa juga berkesan kecil untuk kita, tapi ternyata punya pesan yang berkesan 'berat' untuk orang lain.

Setelah menonton film "Everybody's Fine", dapat kesan mendalam buat saya. bahkan beberapa jam setelah menonton itupun saya masih merasakan sedih.. betapa saya juga sering melakukan hal-hal bodoh, yang membuat sedih kecewa orang tua, dan juga pesan untuk saya nanti sebagai orang tua. Dan betapa indahnya berkumpul bersama keluarga.

Robert DeNiro, sebagai Frank, pekerja lapisan kabel telfon yang sudah pensiun. Merupakan ayah dari Amy, Rossy, Robert, David, yang sudah dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Frank yang baru ditinggal  istrinya yang meninggal delapan bulan lalu, ingin mengumpulkan lagi anak-anaknya pada suatu waktu. Tapi tidak seorangpun yang datang. Frank memutuskan untuk menghampiri anaknya satu per satu. David, bekerja sebagai pelukis tapi tidak kunjung ada di apartemennya. Amy, staf agensi periklanan, terlihat sukses dengan karier dan rumah tangganya tapi ada keganjilan dengan suami dan putra Amy. Robert yang disangka oleh Frank adalah seorang kondektur terkenal ternyata hanya pemain perkusi pemukul drum. Rossi, penari Las Vegas, sukses dengan apartemen sewanya yang mewah, batal mengajak Frank untuk jalan keluar karena Jilly temannya menitipkan bayinya kepada Rossi.

Semua tampak baik-baik saja, sampai Frank menyadari keganjilan-keganjilan yang terjadi dan memikirkannya di pesawat perjalanan pulang. Terkena serangan jantung di atas pesawat, Frank mengalami mimpi yang memberitahunya bahwa semua anaknya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Masing-masing punya masalah dan menyembunyikannya kepada Frank karena ingin terlihat sempurna oleh Frank, yang memang sejak dulu ingin anak-anaknya bahagia sukses berhasil, mudah cemas sehingga sang istri selalu memberitahu berita baik saja kepadanya untuk melindungi perasaannya.

Bahwa Robert ternyata bukan seorang kondektur orkestra, Amy telah pisah rumah dengan suaminya karena ada wanita lain, David yang telah meninggal karena overdosis stress telah ibunya meninggal, dan Rossi yang ternyata bukan pemilik apartemen mewah tersebut dan bayi itu adalah anaknya sendiri. Frank akhirnya menerimanya dan merasa bersalah sejak dulu trnyata dirasa kurang berkomunikasi dengan baik terhadap anak-anaknya.
Pada akhir cerita, mereka berkumpul kembali dengan keadaan apa adanya.

Menurut saya, film ini sedih, mengingatkan saya betapa rapuhnya orang tua kita saat renta dan sendirian. Betapa berartinya keluarga kita, dan pentingnya komunikasi dalam keluarga.


to see more picture:
http://www.imdb.com/title/tt0780511/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar